bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Kamis, 04 Desember 2014

Sejarah dan yang Khas Masa Adven



Sejarah Masa Adven
Kata “Adven” berasal dari kata Latin adventus atau bahasa Yunaninya, parousia, artinya kedatangan. Maka masa Adven adalah masa yang dipusatkan pada kedatangan Kristus sebagai Mesias dan Raja.
Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.
Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.
Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.
Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Yang khas pada Masa Adven
Warna Liturgi
Sepanjang Masa Adven, warna liturgi yang digunakan adalah ungu, yang melambangkan pertobatan dan penyesalan.
Lingkaran Adven
Di Gereja maupun dalam doa-doa di Lingkungan atau Wilayah, biasanya ditempatkan lingkaran Adven atau corona Adven.
Tidak ada kidung Kemuliaan
Selama masa Adven, kidung Kemuliaan tidak dinyanyikan dalam perayaan Ekaristi. Kemuliaan baru akan dinyanyikan saat Natal.
Unsur dan Makna Lingkaran Adven
1.      Rangkaian daun cemara (atau daun lain warna hijau) dalam bentuk lingkaran
Melambangkan hidup yang saling berjalinan. Kita hidup dalam satu persekutuan jemaat yang saling berhubungan, saling berkaitan, dan saling membutuhkan. Rangkaian berbentuk lingkaran juga melambangkan Tuhan, simbol keabadian dan belas kasihnya yang tanpa awal dan tanpa akhir.
Rangkaian Adven ini biasanya terbuat dari dedaunan segar, hendak melambangkan Kristus yang datang untuk memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya.
Warna hijau dedaunan untuk rangkaian melambangkan harapan kita akan kehidupan baru serta  pembaruan Allah dalam hidup kita, serta hidup abadi nanti.
2.      Empat buah lilin
3.      Lilin yang bernyala melambangkan jalan terang yang mengusir segala kegelapan (resah, gelisah, kecemasan, dosa, dsb); juga melambangkan sarana-sarana kebaikan yang memperkokoh persatuan jemaat. Selain itu lilin juga dapat bermakna Kristus sensiri, Sang Cahaya Sejati yang menerangi segala sesuatu.
4.      Lilin berjumlah empat melambangkan empat minggu lamanya kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus pada hari Natal. Setiap minggu, satu lilin akan dinyalakan hingga keempatnya menyala bersamaan pada minggu keempat. Penyalaan lilin melambangkan perpindahan kita dari kegelapan dunia menuju terang dunia. Satu persatu lilin yang menyala setiap minggu, melambangkan cahaya sejati yang semakin hari semakin terang, dan juga lambang kedatangan Kristus, Cahaya Sejati, yang semakin dekat.
Keempat lilin itu terdiri dari 3 lilin warna ungu dan 1 lilin warna merah muda. Lilin ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga atau berkabung, persiapan dan kurban. Sedang lilin merah muda yang biasanya dinyalakan pada Minggu Adven ketiga, melambangkan Minggu Gaudate--melambangkan Sukacita, pertanda persiapan kita pada saat itu telah mendekati akhir.
5.      Tali atau tiang untuk menggantung atau menopang Lingkaran Adven. Tapi bisa juga lingkaran adven diletakkan di meja saja.


©johnberek99.blogspot.com /dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar