bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Rabu, 06 April 2016

Dialog Singkat Diatas Mobil DH 32






Musrenbang Kabupaten/kota se-NTT telah usai dilaksanakan hanya menyisakan satu kabupaten yakni kabupaten Malaka yang menurut informasi baru akan dilaksanakan tanggal 8 April 2016. Namun ada satu cerita yang terlewatkan dari sekembalinya kami dalam perjalanan pulang dari So’e selesai mengikuti Musrenbang Kabupaten Timor Tengah Selatan tanggal 16 Maret 2016, dimana terjadi dialog singkat antara Kepala Bappeda Provinsi NTT (KB) dan saya (JB) diatas mobil DH 32 yang di nakodai oleh pak Landelinus Silab atau yang biasa disapa pak Manek.
KB      : Pak John sudah baca berita di koran hari ini?
JB        : Belum Pak, berita tentang apa?
KB      : Ada sapi yang mati di instalasi besipae.
JB        : O Ya! Berapa banyak pak?
KB      : Ada sekitar ratusan ekor, menurut pak john, kenapa sampai bisa terjadi seperti itu?
JB        : Pasti karena kekurangan pakan ternak, kalo penyakit tidak mungkin. Mengapa? Karena untuk obat-obatan dan vaksin terutama vaksin SE dan anthrax biasanya tersedia, namun makanan kurang sekali.
KB      : Mengapa makanan kurang di instalasi.
JB        : Ya, karena mereka tidak menanam tamanan penghasil pakan ternak dalam jumlah yang banyak, tidak memperbaiki embung-embung yang ada sehingga embung-embung tersebut sudah tertimbun tanah, yang pada akhirnya tidak dapat digunakan lagi sebagai tempat minum sapi.
KB      : Lalu bagaimana cara mengatasi kekurangan pakan ternak tersebut?
JB        : Menurut saya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekurangan pakan di instalasi Besipae maupun instalasi lain seperti Instalasi Lili di Kabupaten Kupang, Boawae di Ngada, Konda Maloba di Sumba Tengah dan Kabaru di Sumba Timur adalah dengan cara sistem pertanian terpadu tiga strata (STS) yang merupakan suatu cara penanaman dan pemangkasan rumput, leguminosa, semak dan pohon, sehingga hijauan makanan ternak tersedia sepanjang tahun. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Dr. I Made Nitis, seorang pakar nutrisi hewan dari Universitas Udayana, Bali. Dalam penerapannya, STS ini terjadi integrasi antara tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan ternak. Kalau di Bali dapat di lihat di desa Pecatu Kuta.
KB      : Apakah mereka (Disnak Prov. NTT) tahu itu?
JB        : Mereka sangat tahu, setiap sarjana peternakan atau staf teknis Disnak Prov/kab./kota pasti tahu?
KB      : Lalu kenapa mereka tidak lalukan itu?
JB        : Hanya mereka dan dewa saja yang tahu.
KB      : ?????!!!!!
Dialog singkat diatas kendaraan DH 32 pun berakhir.
©johnberek99.blogspot.com

Jumat, 01 April 2016

Pantai Konda Lima Menanti Sentuhan (sebuah catatan perjalanan)



Bercerita tentang keindahan Nusa Tenggara Timur atau biasa disebut dengan Flobamora tak akan habis-habisnya. Pulau sumba yang biasa dikenal dengan sebutan pulau sandelwood mempunyai banyak obyek wisata, mulai dari wisata budaya, wisata sabana hingga wisata pantai.
Sumba Timur dengan ibukota Waingapu yang merupakan salah satu kabupaten di pulau Sumba juga mempunyai obyek wisata tersebut. salah satu obyek wisata pantai yang terkenal adalah Pantai Konda Lima. Pantai ini berada di desa Kuta kecamatan Kanatang.. Nama Kuta sama dengan nama kuta di pulau Bali, namun kesamaan nama tempat tersebut hanyalah suatu kebetulan. Menurut PKM Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah kecamatan Kanatang yakni Samuel Umbu Amma, nama kuta berasal dari bahasa Sumba yang berarti sirih. Lebih lanjut Samuel menjelaskan bahwa, dulu di daerah tersebut banyak ditumbuhi tanaman sirih sehingga daerah tersebut di sebut Kuta, namun saat ini sudah tidak ditemui tanaman sirih di daerah tersebut. sedangkan nama Konda Lima menurut Samuel berarti bergandengan tangan atau beramai-ramai, hal ini mungkin sesuai dengan budaya orang Sumba yang selalu bekerja bergotong royong.
Pantai konda Lima berjarak kurang lebih 15 km dari Waingapu dan dapat ditempuh dengan menggunakan mobil atau sepeda motor. Hamparan pasir putihnya yang memanjang dan terdapat pohon-pohon besar dan rindang yang tumbuh di pinggir pantai menambah pesona keindahan pantai tersebut sehingga menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal terutama pada hari libur. Dalam kawasan pantai ini terdapat sebuah cafĂ©, dan sebuah bungalow yang  disewakan, tempat mainan anak-anak berupa ayunan rantai dan gelas putar. Selain itu juga tersedia speed boat yang dapat disewakan apabila anda ingin mengelilingi laut disekitarnya atau ingin memancing ke tengah laut. Namun ada beberapa fasilitas umum yang sudah tidak terurus  seperti rumah payung, jalan setapak buat pengunjung mulai rusak, toilet yang tidak terurus dan tentunya sampah yang tersebar dimana-mana. Selain itu perlu dipikirkan untuk penambahan fasilitas permainan anak-anak seperti perosotan, ayunan duduk, dan tidak menutup kemunginan bisa dijadikan sebagai tempat outbond.
Untuk itu perlu perhatian yang serius dari pemerintah desa Kuta dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Timur dalam penataan kembali obyek wisata pantai Konda Lima ini sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah bagi desa Kuta.