bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Senin, 08 Agustus 2016

TELEPON UMUM KOIN, NASIBMU KINI?

TUC yang berada di lokasi jalan masuk pasar Oebobo (dok.pribadi)


Apakah masih dalam ingatan anda tentang telepon umum koin yang dulu sangat digemari?
Pada era 1980-an hingga 1990-an telepon umum koin sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena saat itu telepon di rumah masih sulit dipasang, ditambah lagi telepon genggam atau handphone belum tersedia, pun kalo sudah ada masih berupa barang lux (mewah).
Dahulu telepon umum sangat diminati dimana hampir semua orang pasti menggunakannya sampai dalam antrian yang panjang, ada yang menggunakannya untuk telepon lokal, ada jam-jam tertentu yang padat misalnya malam minggu yang lebih banyak digunakan oleh para remaja.
Di kota Kupang, saat itu telepon umum koin sangat mudah ditemui dan kebanyakan terpasang di tempat-tempat umum seperti RSU W. Z. Johannis, area perkantoran Gubernur Tingkat I Provinsi NTT, area perkantoran Wali Kota Kupang, area perkantoran Bupati Kupang, area persekolahan Santu Yoseph dan Don Bosco, Universitas Nusa Cendana di Naikoten I, bandara El Tari, pasar oebobo, pasar oeba, pasar inpres Naikoten, pelabuhan Tenau, halte bahkan sepanjang tepi jalan raya di Kota Kupang.
Masih dalam ingatan saya, waktu itu di tahun 1983 ke-atas ketika itu saya masih duduk di bangku SMA Negeri I Kupang, hampir setiap hari sepulang sekolah teman saya selalu memanfaatkan telepon umum koin yang berada di pintu masuk RSU W. Z. Johannis Kupang untuk menelpon teman wanita satu sekolah dalam rangka pendekatan. Uang recehan Rp. 100,- dan Rp. 500,- dari sisa uang jajan dikumpulnya untuk menelpon berjam-jam lamanya, sehingga apabila ada yang mau menggunakan telepon umum koin tersebut harus menunggu lama karena teman tersebut masih menggunakannya. Masih teringat juga tahun 1988 ketika saya sudah kuliah, di depan hotel Flobamor II Kuanino terdapat sebuah telepon umum koin yang selalu kami gunakan bila ingin berkomunikasi dengan teman yang mempunyai telepon rumah.
Namun, kini dari hasil pemantauan saya, hanya tersisa dua buah telepon umum koin yang ada di kota Kupang yakni satu unit berada di depan ex kantor Hutama Karya kelurahan Oeba, dan satunya terdapat di samping depan pintu masuk pasar oebobo kelurahan Fatululi. Namun keadaan kedua unit telepon umum koin tersebut sangat memprihatinkan, dimana telepon umum koin tersebut hanya tinggal rumahnya saja, sedangkan teleponnya sudah tidak ada lagi mungkin telah dicopot oleh pemulung barang bekas.
Kedua telepon umum koin tersebut kini hanya menjadi kenangan masa lalu yang mengingatkan kita bahwa dahulu kita banyak menggunakan mereka untuk saling berkomunikasi. Kedua telepon umum koin tersebut juga menjadi saksi kemajuan teknologi di bidang komunikasi.

©johnberek99@blogspot.com