Suatu senja di bulan
Nopember 2014, ketika kami sedang duduk beristirahat setelah selesai menimba air dari
bak penampung mengisi bak kamar mandi dan drum-drum di rumah, anak perempuan
saya yang kecil melihat saya mengusap keringat di wajah saya yang mulai berkerut.
Anakku bertanya demikian, "Bapak, mengapa wajah Bapak mulai berkerut?" lalu saya teringat
akan suatu cerita yang pernah saya baca pada halaman facebook Bunda Maria Santa Perawan Suci tanggal 29 Oktober 2009. Lalu saya menceritakan
kepadanya sebagai berikut :
Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala
tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai
berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara
batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya, "Ayah, mengapa wajah
Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian
terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di
beranda. Ayahnya menjawab : "Sebab aku
Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : "Aku
tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya
tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak
wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan :
"Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian
bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.Karena penasaran,
kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa
wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan
sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"Ibunya
menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung
jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang
Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja
penasaran.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan
menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi.
"
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk
melindungi seluruh keluarganya. "
"Ku-berikan
kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari
tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak
terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya.
"
"Kuberikan Keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya
matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena
tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi
keluarganya dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti
kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku
berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu
berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun
disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya.
"
"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi
mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga,
walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.
Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada
saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang
memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar
selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Istri
yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah
Istri yang senantiasa menemani. dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup
baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji
setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan,
sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan
kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha
sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa
hidup di dalam keluarga bahagia dan BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat
membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh
keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap
perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.
"
"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin
keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki,
walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia dan
Akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa
hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang
berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak
tangan Ayahnya." AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia
ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi
tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah.
©johnberek99.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar