bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Kamis, 26 Februari 2015

Sikap Kerendahan Hati



Setelah mengetahui bahwa pembimbingnya, Chang Cong, sakit keras, Lao Tzu mengununginya. Terlihat jelas banwa Chang Cong mendekati akhir ajalnya.
“Guru, apakah guru mempunyai kata-kata bijak terakhir untukku?” kata Lao Tzu kepadanya.
“Sekalipun kamu tidak bertanya, aku akan mengatakan sesuatu kepadamu,” jawab Chang Cong.
“Apa itu?”
“Kamu harus turun dari keretamu bila kamu melewati kota kelahiranmu”.
“Ya, Guru. Ini berarti orang tidak boleh melupakan asalnya”.
“Bila kamu melihat pohon yang tinggi, kamu harus maju dan mengaguminya.”
“Ya, Guru. Ini berarti saya harus menghormati orang yang lebih tua.”
“Sekarang, lihat dan katakan apakah kamu dapat melihat lidahku,” kata Chang Cong, menundukkan dagunya dengan susah payah.
“Ya.”
“Apakah kamu melihat gigiku?”
“Tidak. Tak ada gigi yang tersisa.”
“Kamu tahu kenapa/” Tanya Chang Cong
“Aku rasa,” kata Lao Tzu setelah berpikir sejenak, “lidah tetap ada karena lunak. Gigi rontok karena mereka keras. Benar tidak?”
“Ya, anakku,” angguk Chang Cong. “Itulah kebijaksanaan di dunia. Aku tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diajakahn kepadamu.”
Di kemudian hari, Lao Tzu mengatakan : “Tidak ada sesuatu pun di dunia yang selunak air. Namun tidak ada yang menggungulinya dalam mengalahkan yang keras. Yang lunak mengalahkan yang keras dan yang lembut mengalahkan yang kuat. Setiap orang tahu itu, tapi sedikit saja yang mempraktikkannya.” _Shuo Yuan (Abad I S.M._

©john berek99.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar