bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Kamis, 30 April 2015

Pusat Kuliner Baru Kota Kupang



Di usianya yang ke-19 tahun, dia nampak begitu dewasa dan matang, itulah usia kotaku Kota Kupang. Dengan bertambahnya 1 tahun usianya, Kota Kupang memberi kado bagi masyarakatnya berupa pusat kuliner di sepanjang jalan Polisi Militer kelurahan Oebobo tepatnya di belakang kantor DPRD Provinsi hingga kantor Bappeda Provinsi NTT, yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat kota sekaligus tempat wisata kuliner.
Aneka menu tersedia di sana, namun perlu perhatikan Para penjual kuliner harus dibedakan berdasarkan menu yang disajikan sehingga tidak mengganggu, pedagang disebelahnya yang menyajikan menu berbeda. Sebagai contoh pedagang yang menjual RW/Nabas harus dipisahkan dengan pedagang yang menjual nasi campur, nasi goring, gado-gado, sup ubi, dll.
Namun penyediaan pusat kuliner ini terkesan dipaksakan, hal ini terlihat dari :
1.      Tidak tersedianya WC/kamar mandi umum bagi para pedagang dan pengunjung. Hal ini terlihat dari adanya surat Camat Oebobo kepada Kepala Bappeda Provinsi NTT dan Direktur AusAid untuk meminjamkan WC/kamar mandi bagi para pedagang dan pengunjung.
2.      Pada pagi hingga siang hari, sepanjang jalan tersebut terlihat seperti suatu kawasan kumuh. Hal ini disebabkan para pedagang menempatkan etalase jualan serta bangku dan meja begitu saja.
3.      Pedagang cenderung membuang sampah sisa makanan maupun air cucian ke drainase yang dapat menimbukan masalah sanitasi.
 Untuk itu pemerintah Kota Kupang perlu memikirkan cara untuk :
1.      Secepatnya menyediakan WC/kamar mandi bagi para pedagang dan pengunjung.
2.      Perlu dicari alternative lain agar tidak terkesan kawasan kumuh mengingat lokasi tersebut adalah lokasi perkantoran. Misalnya setelah berjualan di angkut ke kumah dan keesokkan harinya baru di bawa kembali, atau memasang penutup depan yang terbut dari bahan-bahan local dan diberi aneka corak dan warna.
3.      Dinas kebersihan Kota Kupang agar selalu secara kontinyu membersihkan drainase yang ada disepanjang daerah pusat kuliner tersebut.
Beta cinta Kupang, maka beta memberi pokok-pokok pikiran ini. Proficiat Kota Ku…..
Salam dan doa
dari seorang sahabat
untuk para sahabatnya.
©johnberek99.blogspot.com

Rabu, 29 April 2015

Sepuluh Perintah Allah



Dolu, 10 Perintah Allah sebenarnya sonde untuk orang Israel, tapi untuk bangsa lain. Tapi bangsa lain menolak waktu ditawarkan.
Dia pung kisah begini…..
Malaikat pi Italia.
Malaikat:"we bosong orang Italia, mau ko sonde perintah Allah?"
Orang Italia:"dia pung isi apa sa"
Malaikat:"jang babunuh!"
Orang Italia:"epen, kitong ni mafia, babunuh tu kitong pung pekerjaan"
Lalu malaikat itu terbang pi Rusia.
Malaikat:"we bosong orang Rusia, mau ko sonde perintah Allah?"
Orang Rusia:"dia pung isi apa sa"
Malaikat:"Sembahlah TUHAN, Allahmu!"
Orang Rusia:"jang marah e, kitong ni kafir. Sonde percaya deng bosong pung Tuhan!"
Lalu malaikat itu terbang pi Cina.
Malaikat:"we bosong orang Cina loleng, mau ko sonde perintah Allah?"
Orang Cina:"dia pung isi apa sa"
Malaikat:"jangan omong kosong!"
Orang Cina:"mati dimana ko, kitong ni papalele, jadi harus tipu dolo baru dapat untung."
Dan malaikat singgah ke Indonesia.
Malaikat:"we bosong orang Indonesia, mau ko sonde perintah Allah?"
Orang Indonesia:"dia pung isi apa sa"
Malaikat:"Jang kapingin orang lain pung barang!"
Orang Indonesia:"mama e, kitong ni koruptor, jadi harus rampas orang lain pung barang."
Malaikat su frustrasi.
Akhirnya malaikat terbang pi Israel yang dia pung orang dong terkenal deng bandel dan sakikir!
sapa tahu dong mau, malaikat boto-boto.
Malaikat:"we bosong orang Israel, mau ko sonde perintah Allah?"
Orang Israel:"bayar ko sonde?"
Malaikat:"Beta kasih gratis!!!"
Orang Israel:"OK, kalo begitu kitong minta SEPULUH!"
---------------------------------
Dolu                  = dulu/dahulu                sonde                = bukan/tidak                pung     = punya
Pi                      = pergi                          we                    = hei                             bosong  = kalian
Sonde               = tidak                          sa                     = saja                           Jang      = jangan
Babunuh            = saling embunuh          Kitong               = kita                            Tu        = itu
Kafir                 = atheis                        omong kosong   = bohong/menipu           papalele = pedagang
Kapingin            = ingin/suka                  Su                     = sudah                        Sakikir  = kikir/pelit
Boto-boto          = guman                       Beta                  = saya             
Epen, mati dimana ko     = istilah di Kupang “kalau tidak mau/tidak suka”  

Salam dan doa
dari seorang sahabat
untuk para sahabatnya.
©johnberek99.blogspot.com

Selasa, 28 April 2015

Bemo Kupang




Su ko lu datang di kota kupang? Kalo su, pasti lu kaget deng angkutan kota yang kitong sebut “BEMO” (mungkin karena bos/tuan bemo ambil istilah BEcak MOtor agar ko lebe enak didengar).
kalo BEMO di Kota-Kota Besar di Indonesia merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya dong pake sebagai angkutan umum, lain deng BEMO Kupang hanya terdiri dari kendaraan-kendaraan roda empat dari berbagai tipe yang masih terhitung baru, sebut saja jenis Mitsubishi L300 atau TS.
Bemo di era taon 70an (dok.pribadi)

Umumnya bemo di kota-kota besar dikenali deng nama tempat tujuannya, kalo di Kupang cukup deng dia pung nomor lampu sa. Jadi lu jang bingung kalo dong tanya “Nona Mau Nae Bemo Lampu Berapa?”
Setiap Bemo di Kupang  pung nama tersendiri, dan pung nomor jalur yang ditempatkan di bagian atas Bemo deng lampu yang menyala. Sehingga setiap jalur yang dilewati oleh Bemo dikenali deng dia pung lampu sa. 
Bemo di era taon 80an sampe sekarang

Pada malam hari, jalanan utama Kota Kupang dihiasi kerlap-kerlip lampu yang indah deng bunyi musik yang makamiung yang berasal dari Bemo, karena umumnya Bemo-Bemo di Kupang pung sound system yang bagus dan dihiasi deng asesoris lampu seperti lampu diskotik, karena itu Bemo di Kupang dong kasih istilah “Diskotik Bajalan”.
Deng suara musik yang makamiung, bahkan sampai bikin tagoyang kaca di gedung-gedung sekitar, membuat para penumpang di dalam Bemo setengah mati untuk baomong. Namun deng suara seperti ini kermana dia pung cara kalo penumpang mau turun. Lu cukup deng ketok uang logam pada besi pegangan yang ada di dalam Bemo, atau dengan bilang “Kiri Nyong”
Bagian belakang bemo dengan asesorisnya

Bemo Kupang sonde seperti angkot di kota lain yang hanya dibawa sopir. Bemo dilengkapi deng satu orang kondektur yang dalam bahasa kupang dong bilang KONJAK (mungkin karena bos/tuan bemo ambil istilah Kondektur Jakarta agar lebih menarik/keren didengar). Tugas konjak adalah membantu sopir, kasih bersih bemo, batariak panggil penumpang, terima doi, mengatur tempat duduk penumpang sampe kasih naik-kasih turun barang bawaan penumpang. Konjak Bemo sangat sopan dalam melayani penumpang. Jarang Bemo terburu-buru kasih turun penumpang, atau bikin takut penumpang ko segera kejar bemo kalo mau naik (seperti model umum angkot di Kota-kota Besar dong). 
Bagian dalam bemo dengan asesorisnya

Uang bemo menggunakan “Tarif jauh Dekat”, contohnya kalo kitong naik Bemo dan merasa enak lalu sonde turun turun/Pesiar, maka bayar uang bemo tetap sama.
Bemo sering menjadi tempat yang enak bagi anak muda untuk pacaran. Biasanya para ABG pilih lama-lama deng dong pung pacar  pesiar bemo. Pesiar bemo adalah istilah anak muda untuk aktivitas plesiran menumpang bemo (berdua atau beramai-ramai) tanpa tujuan jelas, ikut sa pi mana bemo jalan sambil menikmati suasana nyaman di dalamnya. Pesiar bemo sonde begitu kasih abis doi karena uang bemo jauh dekat sama, pelajar Rp. 1.500.- sedangkan dewasa Rp. 3.000.-
Trayek bemo disebut “lampu” yaitu nomor untuk membedakan rute mana bemo itu lewat. Misalnya bemo lampu 1 lewat Kupang-Kampung solor/LLBK-Oeba-Merdeka-Kuanino-Naikoten I, Oepura – lurus ke Sikumana atau belok ke Tofa-PP. Bemo lampu 2 lewat Kupang-Kuanino-Naikoten I, Oepura – lurus ke Sikumana atau belok ke Tofa-PP, Lampu 3 lewat Kupang, Kampung Solor/LLBK/Oeba-Merdeka-Kuanino-Bakunase-Tabun PP, Lampu 6 melayani rute Kupang-Kampung Solor-Oeba-Oebobo-Oebufu-PP, dan lainnya (catatatan hampir semua trayek bertemu di pusat Kota Kupang). Kalo lu orang baru yang mau pi cukup tanya, “kalo pi tempat ini nae lampu berapa?” Dan lu su bisa bajalan tanpa takut kasasar. Tulisan nomor lampu biasanya ditaro di bagian atas kendaraan dan mudah dibaca. Calon penumpang ju dipermudah deng warna bemo yang disesuaikan deng daerah yang dilayani misalnya bemo yang lewat daerah Kota Baru berwarna biru, yang lewat daerah Oepura berwarna putih dll.
Bemo biasanya muat penumpang batas 14 org: 2 di depan, 7 di belakang kanan dan 5 sebelah kiri. Sonde ada kursi laserep di belakang sopir atau di ujung belakang untuk menghindari talalu batolak-batolak. Kenyamanan penumpang memang cukup menjadi perhatian sopir deng konjak bemo.
Satu lai yang menarik dari menumpang bemo di Kupang adalah perempuan “sonde boleh” duduk di muka. Ini bukan masalah diskriminasi tapi nanti orang bilang yang duduk di kursi depan adalah “apa-apanya” sopir, entah itu majikan, istri, anak atau pacar. supaya penumpang perempuan umumnya bukan apa-apanya sopir, maka lebih baik duduk di belakang dari pada nanti dong bilang macam-macam lai.
--------------------------------------------------------
Su ko                      = sudahkah                           Lu          = anda                                   Jang        = jangan
Deng                       = dengan                               Dong      = mereka                               Pake       = pakai
Sa                           = saja                                     Nona      = panggilan buat wanita kupang      Nae         = Numpang
Makamiung          = menggema/berisik            Bajalan = Berjalan                             Kermana= Bagaimana                     
Sonde                     = tidak                                   Kasih bersih= membersikan              Batariak                = berteriak            
Terima doi= memungut ongkos       Kasih naik-kasih turun       = menaikkan menurunkan                                Bikin= membuat
Ko segera= agar segera                       Lewat                     = melewati/melayani rute                  Pi             = pergi   
Muat      = angkut                                                Talalu                    = terlalu                                                 Batolak = berdesakan       
Lai          = lagi                                      Orang bilang         = anggapan                                           Pung       = punya
Tagoyang= bergetar                            Setengah mati      = sulit
Orang Kupang lebih senang memakai kata perempuan dari pada wanita.

Salam dan doa
dari seorang sahabat
untuk para sahabatnya.
©johnberek99.blogspot.com