bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Jumat, 16 Desember 2016

DARI PULAU KERA SAMPE IRIAN SONDE PAKE HELE



Foto :http://stone-up-photography.blogspot.co.id/2015/07/kera-island-pulau-kera.html

Anda yang tinggal dan pernah mendiami di kota Kupang pasti tahu nama Pulau Kera.
Pulau Kera merupakan pulau kecil yang terletaknya berhadapan langsung dengan kota Kupang, masuk dalam wilayah desa Uiasa kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang. Pulau ini juga masuk dalam wilayah Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang.
Dari namanya pasti anda berpikir bahwa terdapat banyak populasi kera atau habitat kera di pulai ini, namun pada kenyataannya tidak demikian.  Pulau dengan luas ± 1 km2 hanya merupakan sebuah kampung nelayan yang terisolir karena jarak antara Kota Kupang dengan Pulau Kera sedikit agak jauh yang dapat ditempuh dengan menggunakan kapal nelayan dalam waktu 30 - 45 menit. Mengenai nama pulau kera, hingga saat ini belum ada satu dokumen tertulis yang memuat tentang sejarah  pulau tersebut, sehingga banyak versi kisah tentang pulau ini. namun ada satu versi cerita tentang pulau ini yang belum semua orang mengetahuinya.
Dituturkan bahwa, dahulu orang Sabu (salah satu suku di Provinsi NTT) hendak pergi mencari penyu di pulau yang berbentuk bulat dengan sisi sebelah utara lebih luas dari sisi sebelah selatan mirip seperti kerang. Namun orang Sabu sulit menyebut kata Kerang dan biasanya kalau sebuah kata diakhiri dengan huruf konsonan (huruf mati), maka huruf konsonan tersebut tidak dapat di ucapkan. Sehingga sebutan “kerang” menjadi “kera”, akhirnya pulau tersebut dinamai pulau kera hingga saat ini.
Mungkin karena orang Sabu sulit menyebut kata yang diakhiri dengan huruf konsonan (huruf mati), maka muncul banyak cerita lucu yang beredar di masyarakat. Salah satunya yakni cerita tentang orang Sabu yang hendak pergi ke Irian namun tak sampai juga ke sana. Diceritakan bahwa seorang ama Sabu hendak pergi ke Irian (sekarang papua), maka ia tidak akan sampai disana, karena orang Sabu akan menyebutnya “Iria” bukan “Irian”. Mungkin merasa prihatin dengan orang Sabu, maka pemerintah mengganti nama Irian dengan nama Papua, sehingga orang sabu bisa sampai ke sana. Selain itu ada cerita demikian, ada seorang ama Sabu yang melihat temannya mengendarai sepeda motor namun tidak memakai helem (helm), kebetulan pada saat itu, tak jauh dari situ ada rasia kelengkapan surat kendaraan dan pengemudi (tilang), maka sang ama mengingatkan temannya agar memakai “hele” karena di depan ada “tila” di sana.
Demikian pula dengan nama "Kapadala" salah satu Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Kupang tepatnya di Kelurahan Airnona Kec. Kota Raja. Suatu ketika ada salah satu keluarga yang sedang berduka datang menghadap Kepala TPU untuk disiapkan makam untuk memakamkan salah satu anggota keluarganya yang meninggal. Kebetulan Kepala TPU dan tukang gali makam adalah orang Sabu. Sementara mereka gali, Kepala TPU bertanya "Kapan Dalam" namun lagi-lagi orang Sabu tidak bisa menyebutkan huruf konsonan pada akhir sebuah kata, maka disebutnya "Kapadala" sehingga tempatnya dinamakan "Kapadala" hingga saat ini.
Cerita di atas hanya merupakan cerita lucu yang biasa diceritakan ketika anda pergi mete orang mati (melayat sambil begadang di tenda duka), atau duduk nongkrong dengan teman-teman di pinggir jalan.
©johnberek99.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar