bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Senin, 16 Februari 2015

Arti Nama Atambua



Atambua adalah sebuah kecamatan sekaligus ibu kota kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar masyarakatnya berbahasa Tetun, dan sebagian kecil berbahasa Kemak, Bunak, Dawan.
Kota yang terletak di daerah Timor Barat ini merupakan salah satu pusat penampungan pengungsi dari Timor Timur pada tahun 2000 pasca pengumuman jejak pendapat di Timor Timur.
Sementara itu Belu, dalam bahasa Tetun berarti sahabat atau teman, melandasi cita-cita masyarakat Belu untuk membangun Rai Belu dengan rasa kebersamaan dan rasa persaudaraan tanpa dibatasi sekat-sekat keanekaragaman yang ada, baik suku, agama maupun yang lainnya. Dengan persatuan dan persaudaraan, cita-cita untuk mewujudkan Belu Sejahtera akan tercapai
Atambua terletak sekitar 300 m dpl, dengan suhu berkisar antar 27-37 derajat celcius membuat daerah ini cukup hangat. Sekeliling kota Atambua dipagari oleh perbukitan sehingga kota Atambua cukup terlindungi dari terjangan angin yang keras, namun ini juga menyebabkan tidak banyak dataran yang rata di seputar kota Atambua. Kota Atambua saat ini membentang sejauh kurang lebih 8,5 Km dari Utara (Haliwen) ke Selatan (Motabuik) dan sekitar 5 Km dari Timur (Fatubenao) ke Barat (Wekatimun). atau kurang lebih seluas 42 Km persegi, namun daerah yang dihuni baru sekitar 1/2 bagiannya atau kurang lebih 20 Km persegi karena sebagian lainnya merupakan daerah berbukit atau karena kurangnya akses jalan.
Letak kota ini sangat sentral, persis di tengah tengah pulau Timor. Di bagian timur ada kota-kota seperti Maliana, Suai, Likisa, Ermera, dan Dili (semua itu sekarang masuk negara Timor Leste). Di bagian barat ada Kefemenanu, Oecuse, SoE, dan Kupang (selain Oecuse yang masuk Timor Leste), semuanya termasuk Atambua adalah bagian dari wilayah Indonesia). Ketika pergolakan di bekas Propinsi ke-27 itu terjadi lagi di tahun 1999, lagi-lagi Atambua menjadi tujuan utama para pengungsi korban pergulatan politik, saudara-saudaranya se-etnis, seperti yang sudah terjadi di tahun 1975.
Adalah seorang Belanda yang coba merangkum arti nama kota Atambua, dari sumber-sumber lisan yang didengarnya. Tuan Vrocklage melukiskan, di pinggir kali Talau, dekat titik batas antara wilayah kerajaan Lidak dan Fialaran, tapi masih di bagian wilayah Fialaran (di Fatubenao sakarang), di waktu dulu orang sering bertemu untuk untuk melakukan transaksi jual-beli budak. Boleh jadi budak-budak yang dibawa ke pasar tradisional ini kebanyakan adalah orang-orang yang dicap suangi atau tukang sihir. Budak-budak itu selain berasal dari Lidak, Naetimu, Mandeu, Fialaran, Lamaknen dan Maukatar kemungkinan didatangkan juga dari daerah-daerah di Timor bagian tengah seperti dari Biboki dan Insana, juga dari daerah selatan Belu dan dari Koa-Balibo. Kata bahasa Belu (Tetun) untuk suangi adalah buan dan untuk hamba adalah ata. Dari dua kata inilah kemudian muncul nama Atambua, yang berarti 'hamba suangi' atau 'Hamba yang Suangi'. Pasar ini kemudian dipindahkan ke seberang sungai Talau (di pasar lama sekarang). Dari sini para budak tersebut dibawa dalam keadaan terikat/terbelenggu ke Atapupu, pelabuhan yang terdekat. Di sana para budak itu diikat di suatu tempat sambil menunggu kapal penjajah yang datang untuk memuat mereka. Dari sinilah asal nama Atapupu dari kata ata futu (Ata: hamba – pupu dari futu: ikat): tempat para hamba diikat.
Bagian utara Belu sejak dulu sudah terbuka. Demikian juga pengaruh budaya asing sangat kental di daerah ini. Katakan saja dansa. Dulu pesta-pesta dirayakan dengan tarian adat seperti Likurai dan tebe. Tapi pengaruh barat yang dibawa penjajah Portugis maupun Belanda telah membuat tarian dansa ala barat lebih populer di daerah ini. Tiada pesta tanpa dansa – entah itu Walz, Salsa dan Cha-cha-cha dalam motif gerak lokal ataupun dansa TOMBAK yang sangat populer di sana.
Atambua juga kota ojek? Untuk NTT Ojek dimulai pertama dan dipopulerkan di Atambua, sehingga tidaklah heran bahwa di dalam kota ini jumlah sepeda motor hampir 5 kali lipat dari jumlah mobil angkutan umum. (dari berbagai sumber)
©johnberek@blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar