bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Jumat, 19 Juni 2015

Pareidolia dan Apophenia

                                                                        
Bila masih tersimpan di ingatan anda, kurang lebih 18 tahun tang lalu, masyarakat kota kupang pernah dihebohkan dengan kejadian penampakan wajah Yesus maupun Bunda Maria di tembok dan kaca jendela rumah.
Beberapa waktu yang lalu masyarakat selalu dihebohkan dengan adanya  gambar binatang atau wajah-wajah di awan atau persepsi citra agama dan berbagai tema lainnya, terutama wajah tokoh maupun simbol agama, dalam fenomena-fenomena yang biasa dijumpai, banyak diantaranya yang melibatkan gambar Yesus, Bunda Maria atau Lafadz Allah. Bahkan gambar-gambar tersebut tidak hanya terdapat di awan saja bahkan terdapat di tubuh hewan, batang pohon, maupun batu-batuan.
Dengan semakin “booming”nya batu akik, para pencinta dan kolektor batu akik ramai-ramai memburu batu akik yang mempunyai motif seperti wajah Yesus, Bunda Maria, Lafadz Allah, Nyi Roro Kidul, Paus Paulus, wajah wanita, binatang, dan lain-lain.
Beberapa waktu yang lalu, dunia digemparkan dengan terdengarnya suara di langit yang disamakan dengan bunyi terompet sangkakala di berbagai belahan dunia. Suaranya tersebut ditafsir bermacam-macam. Hampir semua peneliti di dunia mengatakan bahwa itu fenomena alam sedangkan para religius mengatakan bahwa tanda-tanda bumi hendak kiamat.
Muncul pertanyaan ilmiah oleh masyarakat “apakah betul fenomena tersebut ada?”.
Karena pertanyaan nya ilmiah, maka perlu dijawab dengan jawaban ilmiah pula. Pernahkah anda mendengar istilah “Pareidolia dan Apophenia”?
 Pareidolia
Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dianggap penting. Sebagai contoh umum anda melihat gambar binatang atau wajah-wajah di awan, pria di bulan atau kelinci Bulan, dan pendengaran pesan tersembunyi di rekaman yang dimainkan secara terbalik.
Pareidolia menjadi penyebab seseorang melihat atau juga mendengar dari gambaran kabur atau suara kurang jelas, seakan-akan menyerupai sesuatu yang signifikan.
Ada sejumlah dugaan bagaimana fenomena pareidolia bisa terjadi. Sebagian ahli mengatakan, pareidolia menghasilkan delusi yang melibatkan indra, dalam kebanyakan kasus adalah indra penglihatan. Dan selalu ditentukan oleh dorongan psikologis.
Di samping itu, hal yang menarik adalah kerap dalam banyak fenomena, pareidolia berkaitan dengan religiusitas. Studi di Finlandia mengemukakan pula, orang-orang yang religius atau yang secara kuat meyakini kekuatan supernatural, lebih cenderung untuk melihat wajah di benda tak bernyawa dan lanskap.
Apophenia
Apophenia adalah kecenderungan untuk mencari pola yang berarti dalam kedua data yang berarti dan yang tidak memiliki arti. Dalam statistik, apophenia disebut kesalahan Tipe I, mencari pola yang sebenarnya tidak ada. Berikut contoh kesalahan Tipe I dan kesalahan Tipe II: Bayangkan anda sedang berjalan sendirian di hutan, lalu terdengar sesuatu di balik rerumputan. Apakah hanya suara angin atau hewan buas yang sedang mencari mangsa? Pilihan anda akan menentukan hidup dan mati anda.
Kalau anda menganggap suara dibalik rerumputan tersebut sebagai hewan buas tapi ternyata hanya suara angin, anda telah membuat kesalahan Tipe I dalam pengertian. Disitulah anda menemukan pola yang sebenarnya tidak ada. Anda mengaitkan (A) suara rerumputan dengan (B) hewan buas yang berbahaya, tapi dalam hal ini A ternyata tidak terkait dengan B. Tidak merugikan. Anda menghindar dari rerumputan tersebut, menjadi lebih waspada, dan mencari jalur lain untuk melewati hutan.
Kalau anda menganggap suara dibalik rerumputan tersebut hanyalah angin tapi ternyata adalah hewan buas, anda telah membuat kesalahan Tipe II dalam pengertian. Di situ, anda telah melewatkan pola yang sebenarnya ada. Anda gagal mengaitkan A dengan B, dan dalam hal ini A ternyata terkait dengan B.
Jelas, berkaitan dengan kelangsungan hidup jangka panjang, anda lebih baik keliru di sisi yang aman dan berpikir bahwa suara yang anda dengar dibalik rerumputan adalah hewan buas. Atau, untuk pengertian yang lebih psikologis, lebih baik melihat pola yang sebenarnya tidak ada daripada melewatkan pola yang sebenarnya ada.
Karena ini, keahlian mencari pola anda memiliki kecenderungan yang tertanam untuk mencari hubungan antara kejadian-kejadian yang sama sekali tidak berhubungan. Sebagai contoh,anda mungkin melihat kebersesuaian antara satu mimpi dan suatu peristiwa dalam hidup anda, dan kemudian membuat anda berpikir bahwa anda memiliki kemampuan untuk meramal masa depan.
Sebagian orang lebih baik dalam kemampuan melihat pola dibanding orang lain, bahkan dalam noda tinta yang sama sekali tidak memiliki arti.
Orang yang baik dalam kemampuan mencari pola lebih sering mengalami fenomena supernatural. Hal ini dibuktikan lewat tes noda tinta yang dilakukan beberapa peneliti terhadap beberapa orang. Mereka yang memperoleh skor tinggi dalam mencari pola dalam noda tinta, mengaku lebih sering mengalami kejadian-kejadian aneh.
Kesimpulan
Semua fenomena Pareidolia maupun Apophenia selalu dialami oleh banyak orang. Apabila anda mengalami fenomena tersebut, keputusan ada di tangan anda seperti yang dinyatakan oleh Jules Henri Poincare bahwa “Meragukan segalanya atau percaya segalanya adalah dua hal yang sama; keduanya harus dipertimbangkan kembali.”
Salam dan doa
dari seorang sahabat
untuk para sahabatnya.

©johnberek99.blogspot.com

1 komentar: