bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Jumat, 27 April 2018

CARA ANAK AYAM PECAHKAN KULIT TELUR SAAT MENETAS

Foto: nuansa-baru.com

Kita semua pasti mengenal ayam kampung atau ayam bukan ras (Buras) [Gallus gallus domesticus] yang telah terkenal di seluruh pelosok nusantara. Ayam buras dipelihara oleh sebagian besar masyarakat pedesaan untuk memenuhi sumber protein hewani baik daging maupun telur bagi keluarganya.

Ayam buras berkembang biak dengan cara bertelur, dan dari telur yang dihasilkan ada yang dimanfaat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, dan adapula ditetaskan untuk meningkatkan populasi.Untuk sampai pada penetasan telur ayam, maka telur perlu dierami terlebih dahulu baik oleh induk ayam atau menggunakan mesin tetas selama 21 hari atau 3 minggu.

Nah, tahukah anda, bagaimana cara anak ayam memecahkan telur saat menetas?

Kulit telur (cangkang) ayam memiliki struktur yang kuat sehingga sulit dipecahkan. Cangkang yang kuat ini disebabkan karena adanya peran Protein Osteopontin. Semakin tinggi kandungan protein osteopontin semakin tebal dan kuat cangkang telur.
Namun seiring dengan berjalannya waktu pengeraman, kandungan protein osteopontin akan berkurang kadarnya sehingga menyebakan cangkang menipis sehingga memudahkan anak ayam memecahkannya lalu keluar.

Sekitar 3 hari sebelum penetasan selesai, proses meretakkan (Pipping) cangkang akan dimulai. Pipping adalah saat anak ayam dalam telur mulai mematuk cangkang untuk keluar dari telur. Peretakan bagian dalam terjadi ketika anak ayam menerobos masuk ke dalam kantung udara dan mulai bernafas.
Sedangkan peretakan bagian luar terjadi ketika anak ayam menerobos cangkang. Pada saat inilah kandungan protein osteopontin telah berkurang kadarnya sehingga membuat cangkang menjadi tipis selain itu anak ayam menarik kalsium dan mineral lainnya dari cangkang, menyebabkan cangkang menjadi rapuh dan membuatnya lebih mudah untuk dipecahkan.
Semakin mendekati waktu menetas, dan embrio tidak bisa lagi mendapatkan cukup oksigen melalui pori-pori cangkang, ia akan menggunakan gigi telur untuk membobol kantung udara yang berada di bagian ujung tumpul dari telur. Di sana ia akan mendapatkan oksigen yang cukup hingga waktunya untuk keluar dari cangkang. Otot untuk melakukan peretakan terdapat di belakang leher burung kecil ini akan mulai kejang, memberikan cukup dorongan bagi anak ayam untuk melakukan peretakan melalui membran luar cangkang, kemudian melalui cangkang itu sendiri untuk membebaskan diri.

Adanya kandungan protein osteopontin dalam telur ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh  Marc McKee, salah satu peneliti sekaligus profesor biologi sel Universitas McGill  yang dimuat dalam Jurnal Science Advances, sebagaimana dikutip dari Newsweek, Sabtu (31/3/2018.
Mereka memperoleh kesimpulan demikian setelah mengambil sejumput tipis lapisan kulit telur. Selanjutnya, lapisan tersebut ditaruh di bawah mikroskop yang canggih demi mendapatkan hasil yang akurat.
Mikroskop tersebut mampu mengamati hingga struktur nano sehingga konsentrasi mineral pada kulit telur pun bisa terlihat.
Dari pengamatan tersebut, didapatkanlah protein osteopontin, sebagai struktur nano cangkang telur. Ketakjuban terhadap cangkang telur pun dilontarkan para peneliti. Pasalnya, hanya butuh waktu sekejap untuk membentuk struktur cangkang telur yang begitu kompleks.
McKee bahkan menyatakan, pembuatan cangkang telur sebagai sistem mineral tercepat yang pernah dikerjakan organisme hidup.
“Seekor ayam petelur membentuk cangkang telur seberat 0,2 ons selama 17 jam, dan itu hampir tiap hari,” imbuh McKee.

©johnberek99@blogspot.com

1 komentar: