bae sonde bae ..... yang penting beta menulis dan bercerita

Rabu, 25 April 2018

KELABBAMAJA, GRAND CANYON IN SAWU

Setiap kali, bila ditugaskan ke kabupaten Sabu Raijua, saya selalu menolak dengan berbagai alasan, namun entah mengapa, kali ini ketika ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan aset SPARC di Sabu Raijua saya langsung mengamininya tanpa pikir panjang lagi.

Bersama-sama dengan tim dari Kementerian Lingkungan Hidup, UNDP Pusat, SPARC Pusat dan SPARC Provinsi Nusa Tenggara Timur, kami pun berangkat ke Sabu menggunakan pesawat Susi Air.

Dalam perjalanan ke lokasi, ibu Sisca dari SPARC Provinsi Nusa Tenggara Timur bertanya kepada saya, “ pak John, sudah pernah ke Kelabba Maja”
dengan cepat saya menjawab “belum” disambung oleh ibu Rani dari SPARC Pusat dengan aksen Jakarta “blom, pengennya ke sana, bila pekerjaanya cepat selesai”.
Lalu dijawab oleh ibu Sisca, “besok siang kita ke sana setelah selesai Rakor”
Keesokan harinya selesai rakor di Aula kantor Bupati Sabu Raijua, walaupun hujan baru saja  redah, kamipun berangkat ke kelabba Maja di pandu oleh pak Pace selaku koordinator SPARC kabupaten Sabu Raijua.

Untuk mencapai lokasi tersebut, kami tempuh dengan waktu ± 1 Jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.  Bila menggunakan roda duamungkin waktu tempuh lebih cepat sekitar 30 menit dari Seba.
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Sesampainya di Kelabba Maja, saya berpikir bahwa tempatnya biasa-biasa saja, ternyata tidak kalah dengan/bahkan hampir menyamai Grand Canyon di Arizona Amerika Serikat atau bukit pelangi Danaxia Landform di Tiongkok.

Ternyata fenomena geologis yang sangat mirip Grand Canyon atau Danaxia Landform ada juga di Provinsi Nusa Tenggara Timur.Ngarai ini terletak di Dusun Kelanalalu, Desa Wadu Medi, Kecamatan Hawu Mehara Kabupaten Sabu Raijua.
Jika Mahameru di Provinsi Jawa Timur terkenal dengan puncak abadi para dewa, maka Kelabba Maja merupakan ngarainya para dewa. Kelabba Madja terdiri dari dua kata, yakni Ke’labba yang diartikan sebagai tanah abu dan Madja yang berarti nama dewa atau sering disebut sebagai "tempat para dewa".
Warga setempat mempercayai Kelabba Maja sebagai tempat yang sakral dan berdiamnya Dewa Maja atau dewa bagi masyarakat yang tinggal di Dusun Kelanalalu, oleh karena itu pengunjung dilarang menyebutkan kata-kata kotor seperti memaki dan lainnya saat berada di area lokasi ini.
Kelabba Maja terdiri dari tiga batu besar yang melambangkan bapak, ibu dan anak yang di tengahnya terdapat batu yang dijadikan altar persembahan kurban bagi Dewa Maja. Lokasi itu dikelilingi oleh batu-batu granit yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Alangkah indahnya dinding-dinding batu tersebut bila disinari oleh sinar matahari, aneka warna tersebut dihasilkan dari mineral dalam bebatuan seperti merah marun, merah muda, cokelat, dan kelabu. Terlihat juga pilar-pilar batu berjenis granit berwarna merah muda dengan komposisi puncaknya seperti jamur dengan dominasi warna merah tua.
Dok. Pribadi

Efrain Wue Bagi
Menurut Efrain Wue Bagi, sebagai penjaga pintu masuk Kelabba Maja, bahwa jumlah pengunjung sekitar 20-30 orang per hari, pengunjung biasanya melonjak pada hari-hari libur seperti Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya. Dengan mengisi buku pengunjung dan membayar Rp. 5.000,-/orang, maka kami sudah dapat berfoto ria sambil menikmati indahnya ngarai Kelabba Maja.

Namun Kelabba Maja belum mendapat perhatian yang serius oleh  Dinas Pariwisata Kabupaten Sabu Raijua sebagai salah satu tujuan destinasi wisata alam yang ada di kabupaten Sabu Raijua.

Bila anda tidak mempunyai banyak uang dan kesempatan ke Grand Canyon Nation Park di Arizona Amerika Serikat atau bukit pelangi Danaxia Landform di Tiongkok, maka datang saja ke Kelabba Maja dijamin anda pasti puasssss.

Jangan anda bangga telah berkunjung ke Sabu, bila belum sampai ke Kelabba Maja.


©johnberek99@blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar