Hampir di setiap sudut jalan di Kota
Kupang kita sering menjumpai Rumah Makan Babi yang selalu setia menyajikan
salah satu pilihan menu special yakni “Se’i Babi”.
Kata Se’i berasal dari
bahasa Rote, yaitu daging yang diiris tipis memanjang. Umumnya daging Se’i
dibuat dari daging babi atau daging sapi. Hal ini disebabkan kedua daging
tersebut mudah di dapat.
Namun kadang kala penyedia/konsumen
salah kaprah dalam menyebut dan tidak dapat membedakan antara daging se’i dan
daging bakar akibat ketidaktahuan penyedia/konsumen. Kadangkala konsumen
memesan daging se’i namun yang disajikan adalah daging bakar.
Untuk diketahui bahwa
daging se’i adalah daging yang mempunyai ciri khas yang tersendiri,
karena daging diolah secara tradisional dengan dipotong memanjang dengan
2-3 cm lebarnya, lalu diolah dengan pemberian garam dan sedikit rempah rempah/bumbu
sesuai dengan ciri khas penjualnya dan dilanjutkan dengan pengasapan dengan
menggunakan kayu kosambi (Schleichera
oleosa) karena pada kayu dan daun kosambi mengandung “serpente” yang
membuat daging menjadi empuk dan berwarna kemerahan.
Daging se’i di asapkan
di atas tungku pembakaran yang tingginya ± 1 – 1½ meter dengan menggunakan bara
api (bukan api yang menyala). Apabila menggunakan api yang menyala, maka disebut
dengan daging bakar, sehingga warnanya merah agak kehitaman seperti hangus.
Itulah sekilas
perbedaan antara daging se’i dan daging bakar yang perlu anda ketahui, agar
anda sebagai konsumen tidak diperdaya oleh penyedia dan anda tidak salah
memesan kepada penyedia.
©johnberek99.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar