Su ko lu datang di kota
kupang? Kalo su, pasti lu kaget deng angkutan kota yang kitong sebut “BEMO”
(mungkin karena bos/tuan bemo ambil istilah BEcak MOtor agar ko lebe enak
didengar).
kalo BEMO di Kota-Kota
Besar di Indonesia merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya dong pake
sebagai angkutan umum, lain deng BEMO Kupang hanya terdiri dari
kendaraan-kendaraan roda empat dari berbagai tipe yang masih terhitung baru,
sebut saja jenis Mitsubishi L300 atau TS.
|
Bemo di era taon 70an (dok.pribadi) |
Umumnya bemo di kota-kota besar dikenali
deng nama tempat tujuannya, kalo di Kupang cukup deng dia pung nomor lampu sa. Jadi
lu jang bingung kalo dong tanya “Nona Mau Nae Bemo Lampu Berapa?”
Setiap Bemo di Kupang
pung nama tersendiri, dan pung nomor jalur yang ditempatkan di bagian
atas Bemo deng lampu yang menyala. Sehingga setiap jalur yang dilewati oleh
Bemo dikenali deng dia pung lampu sa.
|
Bemo di era taon 80an sampe sekarang |
Pada malam hari,
jalanan utama Kota Kupang dihiasi kerlap-kerlip lampu yang indah deng bunyi
musik yang makamiung yang berasal dari Bemo, karena umumnya Bemo-Bemo di Kupang
pung sound system yang bagus dan dihiasi deng asesoris lampu seperti lampu
diskotik, karena itu Bemo di Kupang dong kasih istilah “Diskotik Bajalan”.
Deng suara musik yang makamiung,
bahkan sampai bikin tagoyang kaca di gedung-gedung sekitar, membuat para
penumpang di dalam Bemo setengah mati untuk baomong. Namun deng suara seperti
ini kermana dia pung cara kalo penumpang mau turun. Lu cukup deng ketok uang
logam pada besi pegangan yang ada di dalam Bemo, atau dengan bilang “Kiri
Nyong”
|
Bagian belakang bemo dengan asesorisnya |
Bemo
Kupang sonde seperti angkot di kota lain yang hanya dibawa sopir. Bemo
dilengkapi deng satu orang kondektur yang dalam bahasa kupang dong bilang
KONJAK (mungkin karena bos/tuan bemo ambil istilah Kondektur Jakarta agar lebih
menarik/keren didengar). Tugas konjak adalah membantu sopir, kasih bersih bemo,
batariak panggil penumpang, terima doi, mengatur tempat duduk penumpang sampe
kasih naik-kasih turun barang bawaan penumpang. Konjak Bemo sangat sopan dalam
melayani penumpang. Jarang Bemo terburu-buru kasih turun penumpang, atau bikin
takut penumpang ko segera kejar bemo kalo mau naik (seperti model umum angkot
di Kota-kota Besar dong).
|
Bagian dalam bemo dengan asesorisnya |
Uang bemo menggunakan
“Tarif jauh Dekat”, contohnya kalo kitong naik Bemo dan merasa enak lalu sonde turun
turun/Pesiar, maka bayar uang bemo tetap sama.
Bemo sering menjadi tempat yang enak bagi anak muda untuk pacaran.
Biasanya para ABG pilih lama-lama deng dong pung pacar pesiar bemo. Pesiar bemo adalah istilah anak
muda untuk aktivitas plesiran menumpang bemo (berdua atau beramai-ramai) tanpa
tujuan jelas, ikut sa pi mana bemo jalan sambil menikmati suasana nyaman di
dalamnya. Pesiar bemo sonde begitu kasih abis doi karena uang bemo jauh dekat
sama, pelajar Rp. 1.500.- sedangkan dewasa Rp. 3.000.-
Trayek
bemo disebut “lampu” yaitu nomor untuk membedakan rute mana bemo itu lewat.
Misalnya bemo lampu 1 lewat Kupang-Kampung solor/LLBK-Oeba-Merdeka-Kuanino-Naikoten
I, Oepura – lurus ke Sikumana atau belok ke Tofa-PP. Bemo lampu 2 lewat
Kupang-Kuanino-Naikoten I, Oepura – lurus ke Sikumana atau belok ke Tofa-PP, Lampu
3 lewat Kupang, Kampung Solor/LLBK/Oeba-Merdeka-Kuanino-Bakunase-Tabun PP, Lampu
6 melayani rute Kupang-Kampung Solor-Oeba-Oebobo-Oebufu-PP, dan lainnya (catatatan
hampir semua trayek bertemu di pusat Kota Kupang). Kalo lu orang baru yang mau
pi cukup tanya, “kalo pi tempat ini nae lampu berapa?” Dan lu su bisa bajalan
tanpa takut kasasar. Tulisan nomor lampu biasanya ditaro di bagian atas
kendaraan dan mudah dibaca. Calon penumpang ju dipermudah deng warna bemo yang
disesuaikan deng daerah yang dilayani misalnya bemo yang lewat daerah Kota Baru
berwarna biru, yang lewat daerah Oepura berwarna putih dll.
Bemo
biasanya muat penumpang batas 14 org: 2 di depan, 7 di belakang kanan dan 5
sebelah kiri. Sonde ada kursi laserep di belakang sopir atau di ujung belakang
untuk menghindari talalu batolak-batolak. Kenyamanan penumpang memang cukup
menjadi perhatian sopir deng konjak bemo.
Satu lai yang menarik dari menumpang bemo di Kupang adalah perempuan
“sonde boleh” duduk di muka. Ini bukan masalah diskriminasi tapi nanti orang
bilang yang duduk di kursi depan adalah “apa-apanya” sopir, entah itu majikan,
istri, anak atau pacar. supaya penumpang perempuan umumnya bukan apa-apanya
sopir, maka lebih baik duduk di belakang dari pada nanti dong bilang
macam-macam lai.
--------------------------------------------------------
Su ko =
sudahkah Lu = anda Jang = jangan
Deng =
dengan Dong = mereka Pake = pakai
Sa =
saja Nona
= panggilan buat wanita kupang Nae =
Numpang
Makamiung = menggema/berisik Bajalan = Berjalan Kermana=
Bagaimana
Sonde = tidak Kasih bersih= membersikan Batariak = berteriak
Terima doi= memungut ongkos Kasih naik-kasih turun = menaikkan menurunkan Bikin=
membuat
Ko segera= agar segera Lewat = melewati/melayani rute Pi = pergi
Muat =
angkut Talalu = terlalu Batolak = berdesakan
Lai =
lagi Orang
bilang = anggapan Pung = punya
Tagoyang= bergetar Setengah mati = sulit
Orang Kupang lebih senang memakai kata
perempuan dari pada wanita.
Salam dan doa
dari seorang sahabat
untuk para sahabatnya.
©johnberek99.blogspot.com