![]() |
Compang dan Pohon Dadap |
Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat
kesempatan untuk mengunjungi kota Ruteng yang disponsori oleh Strategic
Planning and Action Strengthen Climate Resilience of Rural Communities in East
Nusa Tenggara Province (SPARC) untuk melakukan cek fisik Barang Milik Negara yang berasal dari hibah program SPARC.
Kota Ruteng merupakan Ibu Kota
kabupaten Manggarai yang terletak di Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selesai melakukan tugas, kami di ajak
oleh bapak Rosarius Naingalis selaku koordinator SPARC kabupaten Manggarai
untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata di kota Ruteng yakni Kampung
Ruteng.
![]() |
Kampung Ruteng (dok. pribadi) |
Kampung Ruteng merupakan kampung
tradisional yang terletak di kelurahan Golo Dukal kecamatan Langke Rembong yang
berjarak ± 3 KM dari pusat kota. Untuk sampai ke Kampung Ruteng dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan roda-4 maupun kendaraan roda-2 dengan kondisi
jalan baik dengan waktu tempuh ± 10 menit.
Pada jalan masuk utama ke pusat kampung
Ruteng terdapat pekuburan yang berada disisi kiri jalan dan mata air disebelah
kanan jalan.
![]() |
Kampung Ruteng (dok. pribadi) |
Menurut Pak Ros (sapaan akrab pak
Rosarius) kampung Ruteng berpola melingkar dan mempunyai dua rumah adat khas
manggarai yang berbentuk kerucut yakni Mbaru Tambor dan Mbaru Gendang dengan
rumah-rumah penduduk yang tersusun rapi disamping-sampingnya. Pada bagian ujung
atas rumah Tambor dan Gendang diletakkan tanduk kerbau. menurut pak Ros tanduk
kerbau melambangkan kerja keras dan kewibawaan/kehormatan suatu kampung.
![]() |
salah satu Rumah Adat di Kampung Ruteng (dok. pribadi) |
Di sekitar halaman terdapat tempat bagi
pejalan kaki yang terbuat dari susunan bebatuan yang disusun secara rapi. Pada bagian
tengah kampung terdapat pohon dadap, dan compang yakni altar batu yang tersusun rapi dari
batu-batu sebagai tempat persembahan dan juga kuburan para leluhur yang telah
meninggal.
Natas
atau halaman kampung digunakan oleh
masyarakat sebagai tempat publik untuk melakukan ritual adat atau pergelaran
seni seperti tarian Caci.
Lebih lanjut, menurut pak Ros bentuk
kampung melingkar ini mengandung filosofi bahwa setiap keputusan harus dilakuan
secara musyawarah dan mufakat dengan duduk bersama-sama.
Bila suatu saat anda berkunjung ke kota
Ruteng, jangan lupa meluangkan waktu untuk menyaksikan sendiri keindahan
kampung Ruteng, sehingga ketika orang lain bercerita tentang keindahan kampung
Ruteng, maka anda boleh berbangga dengan mengatakan bahwa saya telah
menginjakkan kaki di sana dan menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri.
©johnberek99.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar