Setiap kali, bila ditugaskan ke
kabupaten Sabu Raijua, saya selalu menolak dengan berbagai alasan, namun entah
mengapa, kali ini ketika ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan aset SPARC di
Sabu Raijua saya langsung mengamininya tanpa pikir panjang lagi.
Bersama-sama dengan tim dari
Kementerian Lingkungan Hidup, UNDP Pusat, SPARC Pusat dan SPARC Provinsi Nusa
Tenggara Timur, kami pun berangkat ke Sabu menggunakan pesawat Susi Air.
Dalam perjalanan ke lokasi, ibu
Sisca dari SPARC Provinsi Nusa Tenggara Timur bertanya kepada saya, “ pak John,
sudah pernah ke Kelabba Maja”
dengan cepat saya menjawab “belum”
disambung oleh ibu Rani dari SPARC Pusat dengan aksen Jakarta “blom, pengennya
ke sana, bila pekerjaanya cepat selesai”.
Lalu dijawab oleh ibu Sisca, “besok
siang kita ke sana setelah selesai Rakor”
Keesokan harinya selesai rakor di
Aula kantor Bupati Sabu Raijua, walaupun hujan baru saja redah, kamipun berangkat ke kelabba Maja di
pandu oleh pak Pace selaku koordinator SPARC kabupaten Sabu Raijua.
Untuk mencapai lokasi tersebut,
kami tempuh dengan waktu ± 1 Jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. Bila menggunakan roda duamungkin waktu tempuh
lebih cepat sekitar 30 menit dari Seba.
|
Dok. Pribadi |
|
Dok. Pribadi |
Sesampainya di Kelabba Maja, saya berpikir
bahwa tempatnya biasa-biasa saja, ternyata tidak kalah dengan/bahkan hampir
menyamai Grand Canyon di Arizona Amerika Serikat atau bukit pelangi Danaxia Landform di Tiongkok.
Ternyata fenomena geologis yang
sangat mirip Grand Canyon atau Danaxia Landform ada
juga di Provinsi Nusa Tenggara Timur.Ngarai ini terletak di Dusun Kelanalalu, Desa Wadu Medi, Kecamatan
Hawu Mehara Kabupaten Sabu Raijua.
Jika Mahameru di Provinsi Jawa
Timur terkenal dengan puncak abadi para dewa, maka Kelabba Maja merupakan
ngarainya para dewa. Kelabba
Madja terdiri dari dua kata, yakni Ke’labba yang diartikan sebagai tanah abu
dan Madja yang berarti nama dewa atau sering disebut sebagai "tempat para dewa".
Warga
setempat mempercayai Kelabba Maja sebagai tempat yang sakral dan berdiamnya Dewa Maja atau dewa bagi masyarakat yang tinggal di
Dusun Kelanalalu, oleh karena itu pengunjung dilarang menyebutkan kata-kata kotor
seperti memaki dan lainnya saat berada di area
lokasi ini.
Kelabba Maja terdiri dari tiga batu
besar yang melambangkan bapak, ibu dan anak yang di tengahnya terdapat batu
yang dijadikan altar persembahan kurban bagi Dewa Maja. Lokasi itu dikelilingi oleh
batu-batu granit yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Alangkah indahnya dinding-dinding
batu tersebut bila disinari oleh sinar matahari, aneka warna tersebut
dihasilkan dari mineral dalam bebatuan seperti merah marun, merah muda,
cokelat, dan kelabu. Terlihat juga pilar-pilar batu berjenis granit berwarna
merah muda dengan komposisi puncaknya seperti jamur dengan dominasi warna merah
tua.
|
Dok. Pribadi |
|
Efrain Wue Bagi |
Menurut Efrain Wue Bagi, sebagai
penjaga pintu masuk Kelabba Maja, bahwa jumlah pengunjung sekitar 20-30 orang
per hari, pengunjung biasanya melonjak pada hari-hari libur seperti Sabtu,
Minggu, dan hari libur lainnya. Dengan mengisi buku pengunjung dan membayar Rp.
5.000,-/orang, maka kami sudah dapat berfoto ria sambil menikmati indahnya
ngarai Kelabba Maja.
Namun Kelabba Maja belum mendapat
perhatian yang serius oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Sabu Raijua sebagai salah satu tujuan destinasi wisata alam
yang ada di kabupaten Sabu Raijua.
Bila anda tidak mempunyai banyak
uang dan kesempatan ke Grand Canyon Nation Park di Arizona Amerika Serikat atau
bukit pelangi Danaxia Landform di Tiongkok,
maka datang saja ke Kelabba Maja dijamin anda pasti puasssss.
Jangan anda bangga telah berkunjung
ke Sabu, bila belum sampai ke Kelabba Maja.
©johnberek99@blogspot.com