Setiap siswa yang telah menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas, tentu mempunyai keinginan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, entah itu Akademi atau
Universitas. ketika seseorang menyandang predikat mahasiswa pasti merasa bangga
karena tidak semua siswa mendapat kesempatan menjadi mahasiswa. Sebutan siswa
menjadi mahasiswa, tidak lagi diajar oleh guru namun dosen, mata pelajaran berubah
nama menjadi mata kuliah, dan lain sebagainya.
Berbicara tentang dosen, ada dosen yang
baik dan dosen yang “killer”.
Ketika kuliah dulu (saat itu baru
semester III), kami mempunyai seorang dosen yang mengajar mata kuliah Fisiologi
Ternak, dan topik yang dibahas sang dosen adalah Sistem Alat Pencernaan pada Ternak.
Dalam penjelasannya sang dosen menyatakan panjang saluran pencernaan pada
ternak sapi adalah sekian meter, pada ternak kerbau sekian meter, pada ternak
unggas (ayam buras) sekian meter. Setelah selesai penjelasan, sang dosen membuka
sesi bertanya. Maka bertanyalah teman saya (sekarang sudah menjadi dosen di
fakultas tersebut dan sudah meraih S3 bidang ilmu peternakan).
Mahasiswa : berapa panjang saluran
pencernaan pada anjing? (karena penjelasan tadi belum disebut berapa panjang saluran
pencernaan anjing).
Dosen : siapa yang tahu
tolong dijawab.
Kami semua yang hadir terdiam karena
tidak ada yang mengetahuinya.
Kemudian sang dosen berkata : kalau
tidak ada yang tahu, maka “tugas : buat paper tentang fisiologi saluran
pencernaan pada anjing, minimal 10 halaman, dengan spasi 1,5 dan dikumpulkan
esok pagi, jam 08.00 wita”.
Mendengar itu, kami semua terperangah, lalu
ada teman saya (sekarang manajer salah satu perusahaan unggas di Lampung)
berkomentar, “bunyi pepatah : MALU BERTANYA SESAT DI JALAN” namun di bangku
kuliah “SEMAKIN BERTANYA SEMAKIN SESAT”.
Setelah kejadian tersebut, kita semua
sepakat untuk tidak bertanya lagi apabila sang dosen yang bersangkutan membuka
sesi bertanya, karena takut membuat paper lagi.
©johnberek99.blogspot.com