TUC yang berada di lokasi jalan masuk pasar Oebobo (dok.pribadi) |
Apakah masih dalam ingatan anda tentang
telepon umum koin yang dulu sangat digemari?
Pada era 1980-an hingga 1990-an telepon
umum koin sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena saat itu
telepon di rumah masih sulit dipasang, ditambah lagi telepon genggam atau
handphone belum tersedia, pun kalo sudah ada masih berupa barang lux (mewah).
Dahulu telepon umum sangat diminati
dimana hampir semua orang pasti menggunakannya sampai dalam antrian yang
panjang, ada yang menggunakannya untuk telepon lokal, ada jam-jam tertentu yang
padat misalnya malam minggu yang lebih banyak digunakan oleh para remaja.
Di kota Kupang, saat itu telepon umum
koin sangat mudah ditemui dan kebanyakan terpasang di tempat-tempat umum
seperti RSU W. Z. Johannis, area perkantoran Gubernur Tingkat I Provinsi NTT, area
perkantoran Wali Kota Kupang, area perkantoran Bupati Kupang, area persekolahan
Santu Yoseph dan Don Bosco, Universitas Nusa Cendana di Naikoten I, bandara El
Tari, pasar oebobo, pasar oeba, pasar inpres Naikoten, pelabuhan Tenau, halte
bahkan sepanjang tepi jalan raya di Kota Kupang.
Masih dalam ingatan saya, waktu itu di
tahun 1983 ke-atas ketika itu saya masih duduk di bangku SMA Negeri I Kupang,
hampir setiap hari sepulang sekolah teman saya selalu memanfaatkan telepon umum
koin yang berada di pintu masuk RSU W. Z. Johannis Kupang untuk menelpon teman
wanita satu sekolah dalam rangka pendekatan. Uang recehan Rp. 100,- dan Rp.
500,- dari sisa uang jajan dikumpulnya untuk menelpon berjam-jam lamanya, sehingga
apabila ada yang mau menggunakan telepon umum koin tersebut harus menunggu lama
karena teman tersebut masih menggunakannya. Masih teringat juga tahun 1988
ketika saya sudah kuliah, di depan hotel Flobamor II Kuanino terdapat sebuah
telepon umum koin yang selalu kami gunakan bila ingin berkomunikasi dengan
teman yang mempunyai telepon rumah.
Namun, kini dari hasil pemantauan saya,
hanya tersisa dua buah telepon umum koin yang ada di kota Kupang yakni satu
unit berada di depan ex kantor Hutama Karya kelurahan Oeba, dan satunya
terdapat di samping depan pintu masuk pasar oebobo kelurahan Fatululi. Namun
keadaan kedua unit telepon umum koin tersebut sangat memprihatinkan, dimana
telepon umum koin tersebut hanya tinggal rumahnya saja, sedangkan teleponnya
sudah tidak ada lagi mungkin telah dicopot oleh pemulung barang bekas.
Kedua telepon umum koin tersebut kini
hanya menjadi kenangan masa lalu yang mengingatkan kita bahwa dahulu kita
banyak menggunakan mereka untuk saling berkomunikasi. Kedua telepon umum koin
tersebut juga menjadi saksi kemajuan teknologi di bidang komunikasi.
©johnberek99@blogspot.com